Kamis, 24 Februari 2011

REVOLUSI PSSI HARGA MATI !!

Sepak bola Indonesia mulai menanjak prestasinya ketika AFF CUP tahun lalu dengan meraih 5 kemenangan beruntun dan sekali kalah di partai final walaupun menang di 2nd leg, Indonesia meraih kemenangan ke 6 melawan Malaysia. Prestasi ini meningkatkan rasa nasionalisme dan apresiasi tinggi terhadap timnas dengan banyaknya supporter yang dating langsung mendukung perjuangan punggawa – punggawa garuda. Supporter ini tak hanya dari satu kelompok supporter, mulai dari The Jakmania, Aremania, Viking, Bonek, Pusamania, The Maczman, Pasoepati, Slemania, Panser Biru dll berbaur menjadi satu meninggalkan atribut klub masing – masing dan berganti dengan atribut merah putih dengan lambang Garuda di dada. Stadion Utama Gelora Bung Karno berubah menjadi lautan merah yang dipadati oleh supporter Indonesia. Suasana ini membuat gue bangga dan terharu ternyata supporter Indonesia yang terkenal rusuh dan anarkis bisa damai dan bersatu demi mendukung timnas Indonesia.
Memasuki tahun 2011 merupakan masa regenerasi PSSI.Supporter Indonesia masih ada euphoria persatuan dan fanatisme terhadap timnas Indonesia yang tampil menawan di AFF CUP tahun lalu walaupun belum meraih gelar juara. Di masa ini kita semua supporter Indonesia berganti menyoroti regenerasi PSSI. Muncullah perdebatan disana sini, perdebatan ini adalah masalah klasik yang ada di tubuh PSSI itu sendiri yaitu menurunkan Nurdin Halid yang pernah mengalami tindak pidana tetapi masih kekeh untuk memimpin PSSI. Selain itu Nurdin Halid juga dituding tidak becus dalam memimpin PSSI mulai minimnya prestasi timnas, tuduhan kasus KORUPSSI di tubuh PSSI dll. Keadaan ini membuat geram para supporter yang sedang tinggi – tingginya fanatisme kepada sepak bola Indonesia.
Keadaan ini memunculkan penentangan di sana sini para pecinta sepak bola Indonesia. Aksi – aksi damai atau lebih tepatnya demo untuk REVOLUSI PSSI bersuara di Solo(Pasoepati), Surabaya (Bonek), Malang (Supporter Malang Raya/Aremania), Palembang  (Singa Mania) dll. Ini menandakan betapa geramnya para supporter Indonesia atas kebobrokan PSSI yang dipimpin Nurdin Halid cs. Para supporter tak puas jika hanya berorasi di daerah masing – masing, kemudian supporter – supporter daerah mulai berdatangan ke Jakarta untuk menyuarakan REVOLUSI PSSI langsung di depan kantor PSSI yang berada di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Mulai dari Boromania yang datang terlebih dahulu dengan menggunakan 5-8 bus. Kemudian datang lagi supporter – supporter daerah seperti Bonek, Panser Biru, Slemania, dll dengan mengatas namakan Aliansi Supporter Indonesia (ASI). Pada Rabu, 23 Februari 2011 kelompok Aliansi Suporter Indonesia datang ke kantor PSSI melakukan aksinya. Tak mau di bilang diam saja dalam urusan REVOLUSI PSSI supporter tuan rumah yaitu The Jakmania juga melakukan aksi sendiri yang diikuti oleh beberapa supporter yaitu Aremania, Jetman, Slemania dan Pasoepati.
Aksi – aksi semuanya berpusat di depan kantor PSSI, Senayan. Tetapi gue menyayangkan aksi – aksi yang ada di depan kantor PSSI tampak tidak kompak dan tidak terkordirnir karena aksi ini terdiri dari 2 kelompok masa. Mulai dari kelompok pertama adalah Aliansi Suppoter Indonesia yang terdiri dari Boromania, Bonek, Panser Biru dll dan kelompok kedua adalah Jakmania bersama Jetman, Pasoepati, Jetman dll. Gue sih seneng aja banyak dengan aksi – aksi ini tetapi kenapa supporter daerah tidak berkordinasi dengan The Jakmania selaku supporter tuan rumah di Jakarta untuk melakukan aksi dengan bgitu aksi pasti lebih terkordinir dan membuktikan kita ini kompak satu suara untuk REVOLUSI PSSI, STOP SANDIWARA PSSI dan STOP MEMPOLITISASI PSSI dan timnas Indonesia. Gue harap semua supporter bersatu padu dalam melakukan aksi, tinggalkan atribut klub masing – masing, satukan suara untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Kini saatnya sepak bola Indonesia maju dan berprestasi. Tidak hanya itu saja kini saatnya supporter Indonesia bersikap dewasa dan bersatu. Kita saling berlawanan hanya 2 x 45 menit, selebihnya kita SAUDARA kawan.
AYO SUPPORTER INDONESIA MARI BERSATU, UDAH GA JAMANNYA BERMUSUHAN. MUSUH KITA SEKARANG HANYA SATU NURDIN HALID CS BUKAN ANTAR SUPPORTER. SUARA KITA SATU KAWAN, REVOLUSI PSSI SEKARANG JUGA!!





Rabu, 23 Februari 2011

Damailah Suporter Indonesia

Sudah banyak kerugian yang ditimbulkan akibat dari perkelahian antar supporter., dari korban luka-luka parah maupun ringan bahkan sampai merenggut nyawa seseorang. Korban yang tidak bersalah pun menjadi banyak, seperti masyarakat yang terkena sambitan, timpukan yang berada di sekitar tempat terjadinya perkelahian antar supporter, padahal masyarakat itu tida tahu apa-apa tentang perkelahian itu tetapi malah jadi korban. Karena hanya masalah saling ejek-ejekan saja harus menimbulkan korban. Padahal perkelahian itu tidak ada untungya, yang menang ditangkap polisi kalau tidak masuk rumah sakit, yang kalah masuk rumah sakit juga dan masuk ke dalam kuburan untuk selamanya. “Mau sampai kapan masalah ini terus terjadi ? Mau sampai kapan korban harus berjatuhan ? Kita ini kan satu negara satu bangsa satu nusa satu saudara yaitu INDONESIA.

Semboyan negara kita adalah “BHINEKKA TUNGGAL IKA”, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Harusnya semua supporter di Indonesia memakai semboyan ini, walaupun berbeda tim kebanggaan, berbeda warna, berbeda dukungan dan nyanyian, kita itu tetap satu yaitu INDONESIA. Boleh lah kita bermusuhan di dalam stadion ketika pertandingan berlaga, kita perang nyanyian untuk mendukung tim pujaan kita TANPA HARUS ADA KATA-KATA RASIS yang menimbulkan perkelahian, kita perang atraksi, dan lain sebagainya yang bersifat positif, tetapi ketika pertandingan selesai kita kembali lagi menjadi satu tali persaudaraan, hanya 2 x 45 menit saja kita saling bermusuhan.

Setiap tim pujaan kita bertandang ke kandang lawan, kita pun ikut bertandang ke kandang lawan karena kita adalah supporter, dimana tim kita berada disitu juga kita berada. Namun ketika dalam perjalanan, sering kali kita mendapatkan teror dari supporter lain, mendapatkan sambitan dan timpukan karena hanya keegoisan yang ada di dalam diri. Misalnya supporter A datang ke kota B, namun supporter C telah menunggu supporter A di perjalanan dan langsung memberikan teror, dan kejadian itu terus terulang ketika kelompok supporter melakukan tur tandang. Padahal kita kalau saling sambut menyambut dengan rasa persaudaraan , rasa kekeluargaan, kita pun merasa enak melakukan tur tandang untuk mendukung tim kesayangan kita, seolah-olah kandang tim lain menjadi kandang kita juga karena adanya rasa persaudaraan.

Namun rasa keegoisan yang ada, kefanatikan tim yang terlalu berlebihan sehingga menjurus ke arah yang negatif menimbulkan perkelahian dan ketidaknyamanan masyarakat yang melihatnya. Masyarakat sudah menggangap supporter itu terkenal dengan rusuh. “Apakah kita mau dicap jelek terus dimata masyarakat ?”, kalau jawaban dari seorang supporter bukan perusuh tentu tidak mau, karena mereka tidak melakukan kerusuhan itu. Karena hanya sekelompok orang yang perusuh yang lain menjadi terkena imbasnya dari kelompok perusuh itu, nama supporter itu menjadi jelek dimata masyarakat, padahal tidak semua supporter melakukan itu tetapi kita semua menjadi korban tidak bersalah.

“SAMPAI KAPAN SEMUA INI HARUS TERJADI ??? SAMPAI KAPAN HARUS KORBAN JATUH KARENA KEEGOISAN”. Sudah saatnya kita semua meninggalkan keegoisan dan kefanatikan tim yang mengarah negatif yang membuat masyarakat takut bila sekelompok supporter sedang berkumpul, karena masyarakat sudah mengganggap supporter adalah perusuh. Supaya tidak ada lagi korban berjatuhan. Kita hanya bermusuhan 2 x 45 menit ketika pertandingan berlaga, bermusuhan perang atraksi dan nyanyian. Ketika supporter lain datang ke kandang kita, kita harus menyambut dengan rasa persudaraan, dan langsung mengucapkan “SELAMAT DATANG, SELAMAT DATANG YUK BERGEMBIRA BERSAMA KAMI THE JAKMANIA". Indahnya jika satu stadion kita duduk bersama saling beratraksi mendukung tim pujaan masing-masing, tidak ada lagi tawuran dan perkelahian antar supporter, masyarakat juga menggangap supporter sebagai kelompok yang ramah, sopan dan santun.

“SATU NUSA SATU BANGSA SATU BAHASA KITA, TANAH AIR PASTI JAYA UNTUK SELAMA-LAMANYA, INDONESIA PUSAKA INDONESIA TERCINTA, NUSA BANGSA DAN BAHASA KITA BELA BERSAMA”. Dan seharusnya lagu ini menjadi alat untuk pemersatu seluruh supporter di indonesia.

DAMAILAH SUPPORTER INDONESIA
Sumber: http://www.jakmania.org